Social Media Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Pages

Featured Posts

Berita Nasional - Pedulilah dengan negara INDONESIA

Rabu, 05 Februari 2014

Hari Bersejarah Milik Indonesia Yang Dilupakan Karena Valentine

Assalamu'alaikum Wr. Wb selamat bersantai ria. Oke langsung ajah, karena sekarang udah masuk ke bulan Februari, identik dgn hari kasing sayang nih. Nggak jauh, pasti ada di benak loe-loe masing-masing. Padahal, ada satu lagi hari peringatan yang seharusnya lkita tau. Yaitu Hari Peringatan Pembela Tanah Air (PETA) yang turut jatuh pada tanggal 14 Februari. Hayo coba ngaku, siapa sih yang baru tau soal hari peringatan satu itu? Sebenernya sih miris juga, ya. Banyak generasi penerus bangsa yang kagak tau hari-hari bersejarah di Indonesia. Mereka [atau mungkin loe], hanya mengetahui satu event, yaitu Valentine, yang sejarahnya pun kagak terlalu penting bagi bangsa Indonesia dan keyakinan tertentu. Andaikata di Indonesia sendiri lebih ramai dengan Hari Peringatan Pembela Tanah Air, pasti generasi penerus bangsa akan terus mengingat perjuangan keras para pahlawan tempo dulu untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Lebih bagus lagi setelah mengingat, mereka akan melakukan introspeksi diri dan semangat untuk terus melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Adapun cita-cita untuk membangun negeri ini menjadi maju, yaitu dengan terus berkarya secara kreatif, melakukan inovasi, melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, dan sebagainya. Lalu, salah siapa yang udah bikin kita lupa sama hari bersejarah negeri sendiri? Banyak pihak yang sebenernya bisa kita salahin. Tapi menurut gue pribadi, ini salah media. Dari mana kita tau soal Valentine? Kebanyakan dari media. Media apapun. Dari media kita tau Valentine itu seperti apa, apa ajah benda-benda wajib yang harus dimiliki saat Valentine, dsb. Miris, media di Indonesia yang seharusnya lebih banyak memberikan edukasi, apalagi soal edukasi yang dapat membangkitkan nasionalisme, malah lebih banyak memeriahkan acara dengan salah satu peringatan yang kagak terlalu penting. * Kasih sayang itu dirayakan setiap hari, kagak harus dirayain cuman satu hari. * Kasih sayang itu kagak cuma untuk pasangan, tapi untuk seluruh insan di dunia, khususnya orang tua. * Kasih sayang itu sebenernye kagak musti disimbolkan dengan benda-benda. Seperti biasa, kalo ke mal di bulan Februari, pasti banyak banget toko-toko yang menjual pernak-pernik untuk menyambut Hari Valentine. Boneka, coklat yang berbentuk love, kaos couple, dsb. Belom lagi dengan serbuan diskon dari department store, restoran, hotel, dan club malem. Sisi positifnye sih, memang ada. Salah satunya, pembuatan coklat khusus Valentine membuat banyak orang dapat membuka lapangan kerja baru dan adanya income tambahan. Namun sisi negatifnya, coklat-coklat yang ada di toko-toko di mal belom tentu sehat. Kan banyak tuh coklat-coklat berbentuk ketje yang sumbernya kagak jelas. Nah patut waspada loh, kali ajah coklat tersebut mengandung bahan berbahaya seperti di dalem video Reportase Investigasi ini : Sebenernya sih, gue masih bingung dengan korelasi soal pemberian coklat di Hari Valentine. Namun memang secara ilmiah coklat memiliki kandungan yang bagus dan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, menghilangkan stress, bahkan EREKSI! Kalo boleh kita telaah lebih lanjut, sebenernya sih Hari Kasih Sayang itu berawal dari akal-akalan orang kapitalisme untuk meraup keuntungan. Mereka (yang lalu diliput oleh banyak media, sayangnya) lalu mempropagandakan pesan-pesan bahwa pada tanggal 14 Februari kita musti beli benda-benda ini itu. Ya, biasalah, namanya juga marketing . Tapi kalo memang kalian merayakan Hari Valentine, akan lebih baik sih perayaan ini kagak cuma ditujukan kepada pasangan dan cuma dirayain sehari doang. Kepada orang tua dan orang-orang yang kurang beruntung juga bisa, kok. Walau gue sendiri kagak yakin kalo Hari Valentine ini banyak ditujukan kepada mereka. Kebanyakan kan cuma ke pacar. Ya kan? Hari Valentine sendiri dari tahun ke tahun masih mengandung banyak kontroversi. Kagak jarang banyak orang dari keyakinan tertentu (misalnya, umat Islam) yang memeringatkan bahwa Hari Kasih Sayang itu kagak boleh diikuti. Sedangkan dari pihak yang merayakan, akan merasa risih jika diberi peringatan seperti itu. Sebagai umat Muslim, gue pun sebenernya setuju aja kalo ada temen-temen yang memeringatkan orang lain yang seiman, untuk kagak turut merayakan. Ya berhubung kalo ditelaah lebih dalem lagi soal sejarah Valentine, kan kagak ada sangkut pautnya di agama Islam. Ngapain umat Muslim ikut-ikutan merayakan hari besar umat lain? Terlalu banyak mudharat daripada manfaatnya : "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi) Memeringatkan, silakan. Namun tetep hormati mereka yang merayakan. Kalopun berdosa, ditanggung sendiri-sendiri ini. Yang terpenting kita udah memeringatkan. Quote: HARI PERINGATAN PEMBELA TANAH AIR : SEJARAH YANG TERLUPAKAN Sayang banget, hari ini gue kagak banyak menemukan media dan orang-orang yang berpengaruh besar di sekitar gue yang inget akan hari bersejarah ini. Ngeliat Twitter, kok ya kagak ada Selebtwit yang ngucapin Hari Peringatan PETA ya? Untungnya ada akun @MencobaBelajar yang sempet ngetwit dan memberikan pencerahan kepada penerus bangsa. Ngeliat Facebook, masih lebih banyak yang ngucapin Happy Valentine’s Day ketimbang Hari Peringatan PETA. Media pun lebih gembar-gembor soal Valentine. Sayang banget. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya.” – Soekarno. Sayangnya, bangsa Indonesia yang katanya BESAR malah lebih banyak yang merayakan Hari Valentine daripada Hari Peringatan PETA. Padahal tanpa PETA, mungkin kita belom merasakan kemerdekaan. Dan lebih sayang lagi, ada satu akun anonim (cemen yaa) yang menurut gue... Ah sudahlah. Kagak penting.

Kamis, 06 Juni 2013

"Palestinian Ambassador: Thank You Indonesia"


TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina, Fariz N Mehdawi, menyampaikan terima kasih pada pemerintah dan rakyat Indonesia atas dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. »Ada banyak sahabat Palestina di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang mendukung kami untuk merdeka," kata Fariz dalam syukuran atas pengakuan Palestina sebagai negara peninjau di Perserikat Bangsa Bangsa, Jumat, 30 November 2012. 
Fariz mengatakan, pengakuan oleh PBB sangat dibutuhkan masyarakat Palestina untuk mewujudkan kedamaian. Selama ini, Fariz menyebut sudah banyak masyarakat sipil yang tewas dan terbunuh di Palestina. 

Dua pekan lalu, penduduk Gaza, Palestina diserang Israel. Fariz menyebut dalam agresi selama delapan hari itu 148 orang tewas dan 1.300 korban luka-luka. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. "Kami sangat memerlukan kemerdekaan ini, terlalu banyak darah yang tumpah sejak puluhan tahun ini. Maka yang paling penting adalah pengakuan (kemerdekaan)," kata dia.
Secara khusus, Fariz juga mengapresisai tindakan tegas Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dalam pengambilan keputusan di sidang umum PBB, Kamis, 29 November 2012 kemarin, Marty kata Fariz termasuk keras mengarahkan dan berdialog dengan perwakilan negara lain untuk menyetujui pengakuan Palestina. 

Fariz juga mengapresiasi dukungan yang disampaikan publik dan tokoh lintas agama di Indonesia yang disampaikan secara terbuka. Baik melalui jalur diplomasi dan dialog ataupun melalui bantuan kemanusiaan. Dia berharap pemerintah Indonesia tetap menjadi sahabat baik bagi Palestina. "Kami selalu berada di posisi kuat jika kita bersatu," ujarnya.
Sebanyak 193 negara anggota PBB memberi suara dalam sidang PBB. Dari jumlah itu, 138 negara mendukung pemberian status baru bagi Palestina. Sembilan negara menentang dan 41 negara abstain. Kanada, Israel, dan Amerika Serikat termasuk yang menentang rancangan pemberian status merdeka bagi Palestina.
Pionir pendukung rancangan resolusi itu adalah 70 negara. Mereka antara lain Indonesia, Cina, Aljazair, Angola, Brazil, Kuba, Jordania, Kenya, Nigeria, Pakistan, Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Venezuela, dan Zimbabwe. 


 Mungkin informasi ini sudah lama, tapi saya hanya ingin berbagi info saja mungkin dari teman-teman belum pernah membaca artikel ini sebelumnya. Thanks before, Don't forget to share a friends

Indonesia Tak Akan Buka Hubungan Diplomatik Israel


TEMPO.COJakarta-- Direktur Jenderal Hubungan Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, menyatakan Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sebelum kemerdekaan Palestina yang berdaulat dan menjadi Palestina diakui sebagai negara.

"Ini menunjukkan solidaritas, dan Indonesia mendukungan resolusi Palestina," kata Hasan usai acara peringatan Hari Solidaritas Internasional Untuk Rakyat Palestina yang digelar di Gedung Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis, 29 November 2012.

Indonesia menjadi salah satu yang pertama kali menjadi sponsor resolusi. Dikatakan Hasan, bahkan Menteri Luar Negeri memutuskan untuk berangkat ke New York untuk menyampaikan pidato dan ikut pemungutan suara pagi nanti.

Besok pagi waktu setempat akan ada pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-

Bangsa, soal status Palestina. Jika banyak suara mendukung Palestina, maka status Palestina di PBB akan berubah menjadi ''non member observer state'', dari yang sebelumnya ''non member observer entity''

Dari kenaikan status tersebut, menurut Hasan, setidaknya PBB melakukan resolusi, lantaran bisa jadi status tersebut merupakan pengakuan internasional bagi Palestina sebagai suatu negara.

Mungkin informasi ini sudah lama, tapi saya hanya ingin berbagi info saja mungkin dari teman-teman belum pernah membaca artikel ini sebelumnya. Thanks before, Don't forget to share a friends